Cingkrang? Kekurangan bahan? Kebanjiran?
Ninja? Kepanasan? Lebay? Konservatif?
Ah, itu hanya masalah perspektif. Bagaimana seseorang memandang suatu hal. Dan aku? Sungguh, aku tak menganggapnya aneh.
Justru yang kulihat adalah keberanian. Keberanian untuk menjalankan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam di tengah zaman penuh fitnah.
Justru yang kulihat ketawadhuan. Betapa ia mengetuk pintu amal dari segala penjuru. Mencari pahala dari sela-sela pintu sunnah.
Justru yang kulihat adalah kekuatan. Kekuatan untuk bersabar di atas bara api yang panas menyala-nyala. Bersabar atas semua caci maki dan tuduhan negatif.
Ah, bahkan menurutku orang-orang "cingkrang berjenggot" dan "ninja" itu spesial. Kenapa? Karena dia juga memperlakukan sunnah dengan spesial. Menjadikan sunnah sebagai gaya hidup. Menjadikan sunnah sebagai trend untuk dirinya sendiri. Walaupun harus berbeda di tengah masyarakat pada umumnya.
Aku berhusnudzan, mereka pasti yakin dengan satu hal. Bahwa kita tidak akan ditanya kenapa kita menyelisihi seluruh penduduk negeri. Tapi kita akan ditanya di masa penghakiman, kenapa kita berbeda dengan satu orang. Yaitu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Sesekali lihatlah mereka dari sudut pandang lain, dari sudut pandang keimanan. Bahwa mereka tengah berjuang menggigit kuat sunnah Nabinya. Bukan menatapnya dengan sudut pandang kebencian.
Sesekali, tegur dan sapalah mereka. Bisa jadi, kau akan menangis mendengar cerita-ceritanya yang bahkan tak pernah kau duga sebelumnya. Bisa jadi, penilaianmu akan berubah setelah mengenalnya. Bisa jadi, ia akan menjadi teman terbaikmu kelak di hari penghakiman.
Bahkan, aku pernah berpikir, pun jika aku ditakdirkan menjadi laki-laki, akan kulakukan hal yang sama, mengangkat celanaku di atas mata kaki. Kenapa tidak? Menyukai apa yang Rasul-ku sukai. Melakukan apa yang Rasul-ku lakukan. Meninggalkan apa yang Rasul-ku larang.
Karena sesungguhnya tidak ada satu pun yang ia perintahkan melainkan mengandung maslahat. Dan tidak ada satu perkara pun yang ia larang melainkan ada madharat di dalamnya.
Kenapa malu mengikuti sunnahnya?
Kenapa ragu mengikuti semua perangainya?
Ditulis 24 Des 2016
ka millatiemustaqiemah
Ninja? Kepanasan? Lebay? Konservatif?
Ah, itu hanya masalah perspektif. Bagaimana seseorang memandang suatu hal. Dan aku? Sungguh, aku tak menganggapnya aneh.
Justru yang kulihat adalah keberanian. Keberanian untuk menjalankan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam di tengah zaman penuh fitnah.
Justru yang kulihat ketawadhuan. Betapa ia mengetuk pintu amal dari segala penjuru. Mencari pahala dari sela-sela pintu sunnah.
Justru yang kulihat adalah kekuatan. Kekuatan untuk bersabar di atas bara api yang panas menyala-nyala. Bersabar atas semua caci maki dan tuduhan negatif.
Ah, bahkan menurutku orang-orang "cingkrang berjenggot" dan "ninja" itu spesial. Kenapa? Karena dia juga memperlakukan sunnah dengan spesial. Menjadikan sunnah sebagai gaya hidup. Menjadikan sunnah sebagai trend untuk dirinya sendiri. Walaupun harus berbeda di tengah masyarakat pada umumnya.
Aku berhusnudzan, mereka pasti yakin dengan satu hal. Bahwa kita tidak akan ditanya kenapa kita menyelisihi seluruh penduduk negeri. Tapi kita akan ditanya di masa penghakiman, kenapa kita berbeda dengan satu orang. Yaitu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Sesekali lihatlah mereka dari sudut pandang lain, dari sudut pandang keimanan. Bahwa mereka tengah berjuang menggigit kuat sunnah Nabinya. Bukan menatapnya dengan sudut pandang kebencian.
Sesekali, tegur dan sapalah mereka. Bisa jadi, kau akan menangis mendengar cerita-ceritanya yang bahkan tak pernah kau duga sebelumnya. Bisa jadi, penilaianmu akan berubah setelah mengenalnya. Bisa jadi, ia akan menjadi teman terbaikmu kelak di hari penghakiman.
Bahkan, aku pernah berpikir, pun jika aku ditakdirkan menjadi laki-laki, akan kulakukan hal yang sama, mengangkat celanaku di atas mata kaki. Kenapa tidak? Menyukai apa yang Rasul-ku sukai. Melakukan apa yang Rasul-ku lakukan. Meninggalkan apa yang Rasul-ku larang.
Karena sesungguhnya tidak ada satu pun yang ia perintahkan melainkan mengandung maslahat. Dan tidak ada satu perkara pun yang ia larang melainkan ada madharat di dalamnya.
Kenapa malu mengikuti sunnahnya?
Kenapa ragu mengikuti semua perangainya?
Ditulis 24 Des 2016
ka millatiemustaqiemah

Komentar
Posting Komentar