Pagi ini rasanya tak ingin beranjak dari tempat tidur, lelah
yang tak berujung memaksa untuk
istirahat dirumah hari ini, tapi apa daya hari ini aku harus tetap berangkat
bekerja, akhirnya pagi ini aku putuskan berangkat lebih siang dari biasanya,
prediksiku hari ini lancar dan tidak macet. Aku baru saja pindah rumah,
semenjak papah meninggal kehidupanku seperti ini, harus pindah-pindah, kalo ini
mau Allah aku bisa apa ? apapun yang menyakitiku selagi Allah ridha, aku harus
tetap pasang senyuman. Dan aku rasa jarak ke kantor dari rumah saat ini lebih
dekat dari rumah sebelumnya, sambil menikmati jalan baru yang belum pernah aku
lewati sebelumnya saat berangkat kerja, and
then… ditengah perjalanan macet luar biasa, waktu sudah menunjukan pukul 07.43
sementara jarak tempuh ke kantor masih setengah perjalanan lagi, hmm mengingat
banyak laporan dikantor yang tertunda, skripsi yang harus deadline 27 April
nanti, yaa rutinitaspun memanggil.
Aku hampir
saja telat, gumam dalam hati “besok
berangkat pagian deh kayanya..” . entahlah,
pikiranku rasanya dipenuhi berbagai macam hal, rasanya ingin sesekali tak
memikirkan apapun, namun sulit, selalu ada saja hal yang terfikirkan.
Sudahlah..
Oh iya , sedikit cerita (dari tadi juga cerita, wkwk) Kemarin,
perdana masuk kelas tahsin, kelas kami baru dibentuk, jumlahnya 16 orang, dan siapa
sangka pengajarnya pun usianya 1tahun lebih muda dariku, rasanya malu, minder, seusiaku
ilmu agama apa yang sudah aku dapat, yaa namanya juga belajar, karena yang aku
tahu Allah memberikan karuniNya kepada siapapun yang ia kehendaki, rasanya
senang punya banyak sahabat-sahabat
shalihah yang meningkatkan keimanan. Aku selalu berdo’a agar Allah kelak
mengumpulkan aku dan sahabat-sahabat shalihahku di jannahNya kelak sebagaimana
kami berkumpul di Majelis Ilmu.
Sabtu lalu, Aku bertemu dengan seorang ikhwan yang baru saja
bertukar biodata denganku alias nadzor, kalian yang udah ngaji you know lah,
aku gak berduaan ko. Harusnya saat nadzor itu kan menanyakan hal-hal penting
yaa.. karena kita mencari pasangan hidup sampai ke Syurga,bukan sehari dua
hari. Tapi aku malu, karena ini pertama kalinya aku nadzor, jadi aku tidak
menanyakan apapun, dan pertanyaan dari ikhwan tersebut Alhamdulillah hal-hal
yang ia khawatirkan tidak aku jalani, seperti mendengarkan musik, nonton televisi,
mendengar kajian dari ustadz fulan dan fulan yang tidak bermanhaj salaf. Dalam hati
“enggak ko enggak, aku ini sedang belajar
menjadi wanita salafy sejati..hihi..yang tidak mencoba mendekat pada syubhat
dan bid’ah..” Semoga istiqomah pada
jalan yang haq ini. Aku sudah yakin, dan selebihnya aku serahkan kepada
Allah-Ku yang Maha yang Maha yang Maha.. pilihanNya adalah yang terbaik.
Ko jadi gak baku lagi yaa bahasanya…hihi
Maklum, namanyajuga penulis gak kesampaian, abal-abal.
Komentar
Posting Komentar